BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ovarium
merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di pelvis,
di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah
peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovariumukuran dan bentuknya
seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita.
Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan
organ tertentu. Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur
dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel
telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga
merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron.
Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh,
dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan
kehamilan.William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : prognosis dari kista jinak sangat
baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau diovarium
kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari
ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan
pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka
harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%untuk
stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma memiliki angka
bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista
dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk. Sebagian besar tumor sel
germinal yang terdiagnosis pada stadium awalmemiliki prognosis yang sangat
baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan prognosis yang
lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma. Tumor yang
lebih tidak agresif dengan potensi keganasanyang rendah mempunyai sifat yang
lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara
keseluruhan angka bertahan hidupselama 5 tahun adalah 86.2%. Prinsip bahwa
tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dantumor non neoplastik tidak, jika
menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita
dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut
adalah kista folikel ataukista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut
mengalami pengecilan secaraspontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap
untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat
dipertimbangkanuntuk pengobatan operatif. Tindakan operasi pada tumor ovarium
neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan
reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika
tumornya besar atauada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium,
biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika
terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan
salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih
ingin mendapat keturunandan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggung
jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi secara tidak
menyeluruh yaitu pengangkatan salah satu organ seperti ovari,tuba fallopi, dan
uterus. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker
ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini padaawalnya bersifat
tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudahterjadi metastasis,
sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut
juga sebagai silent killer. Angka kejadian penyakit ini diIndonesia belum
diketahui dengan pasti. Faktor yang dapat menyebabkankanker diantaranya adalah
makan makanan tinggi lemak dan kurang serat, zat-zat tambahan sintetik pada
makanan, kurang olah raga, merokok, polusi, virus, sering stress, dan faktor
genetik juga berpengaruh. Jadi, harus lebih selektif memilih makanan yang
sehat, lebih teratur berolahraga, jangan merokok, dan hindari hidup diantara
para perokok. Sampai sekarang belumada cara deteksi dini yang sederhana untuk
memeriksa adanya keganasan ovarium itu.sekarang yang bisa dipakai masih
menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena
biayanya cukup mahal.
A.
RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN
Pembahasan makalah ini
dibatasi oleh tinjauan teori mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Kista Ovarium.
B.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan Pada Pasien dengan Kista Ovarium
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan Pada Pasien dengan Kista Ovarium
2. Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mampu
mengerti konsep dari kista ovarium .
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan, merumuskan rencana keperawatan secara teori.
C.
RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN
Pembahasan
makalah ini dibatasi oleh tinjauan teori mengenai Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Kista Ovarium.
D.SISTEMATIKA
PENULISAN
Makalah
ini terdiri dari tiga Bab,yaitu :
Bab
I terdiri dari latar belakang, tujuan pembahasan, ruang lingkup pembelajaran,
sistematika penulisan, metode penulisan.
Bab
II terdiri dari pengerti Kista Ovarium, klasifikasi, anatomi fisiologi,
etologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik,
penatalaksanaan, asuhan keperawatan pada pasien Mola Hidatidosa ( pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan).
Bab
III Penutup Kesimpulan
E.
METODE PENULISAN
Dalam
penulisan makalah ini penulis menggunakan studi kepustakaan yang menggambarkan
tentang Asuhan Keperawatan Pada pasien Kista Ovarium melalui studi literatur
dari berbagai sumber.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
PENGERTIAN
Kista ovarium adalah
pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti
kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari
pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista ovarium merupakan
pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat
pertumbuhan dari epithelium ovarium. (Smeltzer and Bare. 2002: 1556)
Tumor ovarium sering
jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis
didasarkan pada pemeriksaan fisik (Sjamsoehidyat. 2005: 729)
B.
ANATOMI
FISIOLOGI
Sebuah ovarium terletak
disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakangtuba falopii. Dua ligamen
mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus,
yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi
spina illiaka anterior superior, danligamentum ovarii propium, yang mengikat
ovarium ke uterus. Pada palpasi,ovarium dapat digerakkan.Ovarium memiliki asal
yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium
menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saatovulasi, ukuran ovarium dapat
berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk
oval ini memiliki konsistensi yang padatdan sedikit kenyal. Sebelum menarche,
permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi
dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar. Ovarium
terdiri dari dua bagian:
1.
Korteks Ovarii
a.
Mengandung
folikel primordiaL
b.
Berbagai fase
pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
c.
Terdapat korpus
luteum dan albicantes
2.
Medula Ovarii
a.
Terdapat
pembuluh darah dan limfe
b.
Terdapat serat
saraf
Dua fungsi
ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir,
ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive). Di
antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih
ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempatutama produksi
hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah
banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita
normal.
C.
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti akan tetapi
ada faktor yang menyebabkan tumor ovarium
1.
Faktor
genetik
2.
Wanita yang
menderita kanker payudara
3.
Riwayat kanker
kolon
4.
Gangguan
hormonal
5.
Diet tinggi
lemak
6.
Merokok Minum
alkohol
7.
Pengunaan bedak
talk perineal
8.
Sosial ekonomi
yang rendah
9.
Kista ovarium
terbentuk oleh bermacam sebab.
10.
Penyebab inilah nantinya
yang akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa kistaovarium , tipe
folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Cairan yang
mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa
kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh sepertirambut dan
gigi.
D.
KLASIFIKASI
Klasifikasi tumor
ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik
pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Tumor kistik
merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat
non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi
di samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena
itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non-neoplastik
(fungsionil) dan golongan neoplastik.
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
a. Kista Follikel
Kista ini berasal dari
follikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi. Setiap bulan
sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan
degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknyasebagai kista-kista
kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga
terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan
klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk. Sering terjadi
pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak
memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan
gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal bersifat monofasis. Bila mencapai
ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan
tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada semua tumor ovarii dapat
menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang, dapat terjadi ruptur spontan,
dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran
klinisnya dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling
sering terjadi ialah cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan
setelah satu atau dua siklus.
Diagnosa
Diagnosa hanya dapat
ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita tidak akan dapat
menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini neoplastik atau non
neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.
Terapi
Biasanya tak memerlukan
terapi karena mengalami resorpsi spontan. Bila harus diadakan operasi oleh
karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh karena indikasi lain,
sebaiknya tindakannya disesuaikan dengankeadaan. Bila kista kecil dapat
dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar sebaiknya di enucleasi
dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.
b.
Kista Lutein
Kista ini
dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam
ruang corpus selalu terjadi pada masavaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat
banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan
berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari
unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau
sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast
pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua,
sel-sel lutein terbenam dalam jaringan - jaringan perut.
Gejala
- gejala
Pada beberapa kasus sering menyerupai kehamilan
ektopik. Haid kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang
terus menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan
klinis ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai korpus
luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi. Suatu jenis
yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola hydatidosa
atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini, dindingnya
dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi pada umumnya
kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.
Akhirnya tinggallah
cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama
dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada
kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan
perut.
2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif
a.
Kistoma
ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata
dan halus, biasanya bertangkai,seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.
Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serus, dan berwarna
kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubungan dengan
adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala
mendadak. Diduga bahwa kista inisuatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan
epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri
atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan
harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
b.
Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal
tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, iamungkin berasal dari
suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satuelemen mengalahkan
elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari
lapisan germinativum, sedang penulis lain mendugatumor ini mempunyai asal yang
sama dengan tumor Brenner.
Gambaran
Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena
itu, permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang
amat besar,lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor
yang besar
tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang
normal. Tumor biasanyaunilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang
bilateral.Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang
dapatterjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini
dapatmenyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif,
yangmemudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale.Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan;
yangterakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif
didalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental
sepertigelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah.Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista
dilapisi olehepitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di
antaranya sel-sel yangmembundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel
epitel yang terdapatdalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti
struktur kelenjar:kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan
kista menjadimultilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka
sel-sel epitel dapattersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan
sekresinyamenyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritoneiialah
timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah danmenyebabkan banyak
perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileusdan atau inanisi. Pada
kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler.
Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat
ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari
kistadenoma musinosum.
Penanganan
Penanganan
terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar
sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan
pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat
kista sedapat-dapatnya diusahakanmengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi
dahulu, untuk mencegahtimbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi
kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk
mengecilkan 12 tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum
mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan
pemeriksaanhistologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.
Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.
c . Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini
berasal dariepitel permukaan ovarium (germinal epithelium).
Gambaran Klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran
yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor
biasanyalicin, akan tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat
berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista
putihkeabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke
dalamrongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%.
Isikista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.
Tidak jarang kistanya sendiri kecil,
tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin
membedakangambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas
dariyang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu
memberikepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang
dilapisioleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma
eosinofildan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal
dariepitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada
13 papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar
epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan
kalsium dalamstromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma
biasanyamenunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum
papilliferum,tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.
Perubahan
Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi
dan stratifikasiepitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma
serosum secaramikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan
tetapi, garis pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas
kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa
potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian,dapat
dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan.
Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan
asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik,meskipun diagnosis
histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign).
Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harusdianggap sebagai neoplasma
ovarium yang ganas (clinically malignant).
Terapi
Terapi pada
umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.Hanya, berhubung dengan lebih
besarnya kemungkinan keganasan, perludilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap
tumor yang dikeluarkan. Bahkankadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang
dibekukan (frozen section) padasaat operasi, untuk menentukan tindakan
selanjutnya pada waktu operasi.
d.Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin;
pada dindingdalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan
epitelendometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun
1969,tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.
e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik
yang jinak dimanastruktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna,
seperti epitel kulit,rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih
kuning menyerupailemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen entoderm
dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak
dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
1. Struma
Ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas
jaringan tiroid, dan kadang-kadangdapat menyebabkan hipertiroid.
2. Kistadenoma
Ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum
Kista-kista dapat dianggap sebagai
adenoma yang berasal dari satu elemen dari epitelium germinativum.
3. Koriokarsinoma
tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan adanya
hormon koriogonadotropin.
D.
MANIFESTASI
KLINIK
Letak tumor yang
tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa
disadari oleh penderita. Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan
sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar
1. Perasaan
sebah
2. Rasa
nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
3. Makan
sedikit terasa cepat kenyang
4. Sering
kembung
5. Nyeri
sanggama
6. Nafsu
makan menurun
7. Rasa
penuh pada perut bagian bawah
8. Gangguan
miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga
tekanan
pada dubur
9. Gangguan
menstruasi. Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor
itu sendiri mengeluarkan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang dapat
menyebabkan hipermenorrea.
E.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakahsebuah tumor berasal dari
ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah
tumor berasal dari uterus, ovarium, atau
kandung kencing, apakah tumor kistik atausolid, dan dapat pula dibedakan antara
cairan dalam rongga perut yang bebasdan yang tidak.
3. Foto
RontgenPemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam
tumor.
4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan Pemeriksaan USG
masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksiadanya kista. Selain itu, MRI dan
CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering dilakukan karena pertimbangan
biaya.
F.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
1. Pengangkatan
kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Misalnya
laparatomi, kistektomi, atau laparotomi salpingooforektomi
2. Kontrasepsi
oral dapat digunakan untuk menekan aktifitas ovarium dan menghilangkan kista
3. Perawatan
pasca operasi pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra
abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista biasanya adanya distensi
abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen
sebagai penyangga.
G.
KOMPLIKASI
1. Beberapa
ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium
pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinyakanker masih belum jelas namun
dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining
atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
2. Faktor
resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang
berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia
subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada
siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas
kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Pengobatan
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur
akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada
diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista
jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan
secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG. Meskipun demikian,
pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan
beberapa siklus menstruasi. Bila memangternyata tidak terlalu bermakna maka
kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri. Pemeriksaan USG sangat
berperan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG
dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya.
Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat dari
peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan
operasi pengangkatan kista. Jangan lupa untuk segera membawa jaringan kista ke
laboratorium patologi anatomi untuk mengetahui kemungkinan kista tersebut
berkembang menjadi kanker.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Meliputi nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data
penanggung jawab
b. Keluhan klien
saat masuk rumah sakit
Biasanya klien
merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen,
menstruasi yang tidak berhenti-henti.
c. Riwayat
Kesehatan
d. Riwayat
perkawinan
2.
DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan
dengan putaran tangkai tumor/infeksi pada tumor.
2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan penatalaksanaannya
3. Resiko gangguan BAB konstipasi / BAK berhubungan dengan
penekanan daerah
sekitar tumor.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan
perawatan luka
3.
INTERVENSI DAN RASIONAL
1.
Gangguan rasa
nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkaitumor/ infeksi pada
tumor
Tujuan: Setelah diberi tindakan
keperawatan, nyeri berkurang sampai hilang sama sekali
Intervensi
a.
Kaji tingkat dan
intensitas nyeri.
R/ mengidentifikasi lingkup masalah
b.
Atur posisi
senyaman mungkin.
R/ Menurunkan tingkat ketegangan pada
daerah nyeri
c.
Kolabarasi untuk
pemberian terapi analgesik.
R/menghilangkan rasa nyeri
d.
Ajarkan dan
lakukan tehnik relaksasi.
R/ Merelaksasi otot ± otot tubuh
2.
Gangguan rasa
nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
Tujuan : Gangguan rasa nyaman(cemas)
berkurang.
Intervensi :
a.
Kaji dan pantau
terus tingkat kecemasan klien.
R/ mengidentifikasi lingkup masalah
secara dini, sebagai pedomantindakan selanjutnya
b.
Berikan
penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya.
R/ Informasi yang tepat menambah wawasan
klien sehingga klientahu tentang keadaan dirinya
c.
Bina hubungan
yang terapeutik dengan klien.
R/ Hubungan yang terapeutik dapat
menurunkan tingkat kecemasan klien
3.
Resiko gangguan
BAB / BAK berhubungan dengan penekanan daerahsekitar tumor.
Tujuan : gangguan BAB / BAK tidak
terjadi
Intervensi :
a.
Kaji dan pantau
frekuensi BAB maupun BAK setiap hari
R/mengidentifikasi masalah secara dini,
sebagai pedoman tindakan selanjutnya
b.
Berikan obat
pencahar jika di perlukan
R/ kolaborasikan pemberian laksatif dengan dokter
c.
Pemasangan alat
bantu kateter jika di perlukan
R/pemasangan kateter dapat digunakan
selama pra operasi
4. Resiko infeksi berhubungan dengan
perawatan luka
Tujuan : Selama dalam perawatan infeksi luka operasi
tidak terjadi
Intervensi :
a. Pantau tentang keadaan luka operasi
R / : Deteksi dini tentang terjadi infeksi yang lebih
berat
b. Lakukan perawatan luka operasi secara
asaeptik dan antiseptik
R / : Menekan sekecil mungkin sumber
penularan eksterna
c. Kolaborasi pemberian antibiotika
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta
: EGC
Doenges, E Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi.
Jakarta : EGC.
Lowdermilk, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh ed it
ion. Philadelphia : Mosby.
Sjamjuhidayat & Wim de Jong.
2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Anonym.
Kista ovari. www. Bunda labiban.com diakses tanggal 24 September 2009.
Anurogo,
Ditto. 2009. Kista ovarium. www. Netsains.com. diakses tanggal 24September 2009
mkasih infonya tentang kista ovarium oya disini mungkin saya bisa tambahakn referensi http://www.tanyadok.com/sehat-wanita/kapan-kista-ovarium-disebut-bahaya ...
BalasHapusMkaish