Kamis, 13 September 2012

askep kista ovarium


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovariumukuran dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu. Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau diovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk. Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awalmemiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasanyang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidupselama 5 tahun adalah 86.2%. Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dantumor non neoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel ataukista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secaraspontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkanuntuk pengobatan operatif. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atauada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunandan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggung jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi secara tidak menyeluruh yaitu pengangkatan salah satu organ seperti ovari,tuba fallopi, dan uterus. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini padaawalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudahterjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kejadian penyakit ini diIndonesia belum diketahui dengan pasti. Faktor yang dapat menyebabkankanker diantaranya adalah makan makanan tinggi lemak dan kurang serat, zat-zat tambahan sintetik pada makanan, kurang olah raga, merokok, polusi, virus, sering stress, dan faktor genetik juga berpengaruh. Jadi, harus lebih selektif memilih makanan yang sehat, lebih teratur berolahraga, jangan merokok, dan hindari hidup diantara para perokok. Sampai sekarang belumada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanya keganasan ovarium itu.sekarang yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya cukup mahal.


A.   RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN
Pembahasan makalah ini dibatasi oleh tinjauan teori mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Kista Ovarium.

B.   TUJUAN
1.  Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan Pada Pasien dengan Kista Ovarium 
2.  Tujuan Khusus
a.   Mahasiswa mampu mengerti konsep dari kista ovarium .
b.  Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, merumuskan rencana keperawatan secara teori.

C.   RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN
Pembahasan makalah ini dibatasi oleh tinjauan teori mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kista Ovarium.
D.SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari tiga Bab,yaitu :
Bab I terdiri dari latar belakang, tujuan pembahasan, ruang lingkup pembelajaran, sistematika penulisan, metode penulisan.
Bab II terdiri dari pengerti Kista Ovarium, klasifikasi, anatomi fisiologi, etologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, asuhan keperawatan pada pasien Mola Hidatidosa ( pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan).
Bab III Penutup Kesimpulan
E. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan studi kepustakaan yang menggambarkan tentang Asuhan Keperawatan Pada pasien Kista Ovarium melalui studi literatur dari berbagai sumber.





BAB II
TINJAUAN TEORI
A.          PENGERTIAN
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium. (Smeltzer and Bare. 2002: 1556)
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Sjamsoehidyat. 2005: 729)
B.          ANATOMI FISIOLOGI
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakangtuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, danligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,ovarium dapat digerakkan.Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saatovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padatdan sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar. Ovarium terdiri dari dua bagian:
 http://htmlimg3.scribdassets.com/425vysxf5sgvkcp/images/5-6e6ab04687.jpg

1.     Korteks Ovarii
a.     Mengandung folikel primordiaL
b.     Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
c.      Terdapat korpus luteum dan albicantes
2.     Medula Ovarii
a.     Terdapat pembuluh darah dan limfe
b.     Terdapat serat saraf 
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempatutama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal.

C.   ETIOLOGI 
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor ovarium
1.       Faktor genetik 
2.       Wanita yang menderita kanker payudara
3.       Riwayat kanker kolon
4.       Gangguan hormonal
5.       Diet tinggi lemak
6.       Merokok Minum alkohol
7.       Pengunaan bedak talk perineal
8.       Sosial ekonomi yang rendah
9.       Kista ovarium terbentuk oleh bermacam  sebab.
10.    Penyebab inilah nantinya yang akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa kistaovarium , tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh sepertirambut dan gigi.

D.   KLASIFIKASI
Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non-neoplastik (fungsionil) dan golongan neoplastik.
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
a. Kista Follikel 
Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknyasebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk. Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang, dapat terjadi ruptur spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi ialah cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua siklus.
Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini neoplastik atau non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.
Terapi
Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan. Bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengankeadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar sebaiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.
http://htmlimg3.scribdassets.com/425vysxf5sgvkcp/images/7-ae075bd2ed.jpg
b. Kista Lutein
 Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masavaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan - jaringan perut.

Gejala - gejala
Pada beberapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik. Haid kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi. Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini, dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.
 http://htmlimg3.scribdassets.com/425vysxf5sgvkcp/images/8-a8026a0879.jpg

Akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
2. Kista ovarium yang  neoplastik atau  proliferatif
a.     Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubungan dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista inisuatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
b.    Kistadenoma Ovarii Musinosum
 Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, iamungkin berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satuelemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain mendugatumor ini mempunyai asal yang sama dengan  tumor Brenner.
Gambaran Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar,lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar 
tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanyaunilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapatterjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapatmenyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yangmemudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yangterakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif didalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental sepertigelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi olehepitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yangmembundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapatdalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar:kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadimultilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapattersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinyamenyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritoneiialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah danmenyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileusdan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.
 Penanganan
 Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakanmengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegahtimbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan 12 tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaanhistologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.
c . Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dariepitel permukaan ovarium (germinal epithelium).
Gambaran Klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanyalicin, akan tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putihkeabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalamrongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isikista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak  jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakangambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dariyang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberikepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisioleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofildan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal dariepitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada  
13 papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalamstromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanyamenunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum,tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.
 Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasiepitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secaramikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian,dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik,meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harusdianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).
 Terapi
 Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perludilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkankadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) padasaat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.




d.Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dindingdalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitelendometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969,tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.

e. Kista Dermoid 
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimanastruktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupailemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
1.     Struma Ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadangdapat menyebabkan hipertiroid.
          



2.     Kistadenoma Ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum
Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu elemen dari epitelium germinativum.
3.     Koriokarsinoma tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin.

D.   MANIFESTASI KLINIK
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita. Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar
1.  Perasaan sebah
2.  Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
3.  Makan sedikit terasa cepat kenyang
4.  Sering kembung
5.  Nyeri sanggama
6.  Nafsu makan menurun
7.  Rasa penuh pada perut bagian bawah
8.  Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga
tekanan pada dubur  
9.       Gangguan menstruasi. Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarkan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.

E.   PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.     Laparaskopi Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakahsebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2.     Ultrasonografi dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor  berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atausolid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebasdan yang tidak.
3.     Foto RontgenPemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4.     Parasintesis Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksiadanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering dilakukan karena pertimbangan biaya.

F.       PENATALAKSANAAN MEDIS
1.     Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Misalnya laparatomi, kistektomi, atau laparotomi salpingooforektomi
2.     Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktifitas ovarium dan menghilangkan kista
3.     Perawatan pasca operasi pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista biasanya adanya distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.

G.     KOMPLIKASI
1.       Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinyakanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
2.       Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.



Pengobatan
 Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memangternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri. Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya. Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Jangan lupa untuk segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadi kanker.













ASUHAN KEPERAWATAN
1.    PENGKAJIAN
a.     Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data penanggung jawab
b.     Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
c.      Riwayat Kesehatan
d.     Riwayat perkawinan


2.    DIAGNOSA
1.     Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/infeksi pada tumor.
2.     Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya
3.     Resiko gangguan BAB konstipasi / BAK berhubungan dengan penekanan daerah sekitar tumor. 
4.     Resiko infeksi berhubungan dengan perawatan luka

3.    INTERVENSI DAN RASIONAL
1.     Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkaitumor/ infeksi pada tumor  
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan, nyeri berkurang sampai hilang sama sekali
Intervensi
a.     Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
R/ mengidentifikasi lingkup masalah
b.     Atur posisi senyaman mungkin.
R/ Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri
c.      Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
R/menghilangkan rasa nyeri
d.     Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.
R/ Merelaksasi otot ± otot tubuh

2.     Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
Tujuan : Gangguan rasa nyaman(cemas) berkurang.


Intervensi :
a.     Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien.
R/ mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedomantindakan selanjutnya
b.     Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya.
R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klientahu tentang keadaan dirinya
c.      Bina hubungan yang terapeutik dengan klien.
R/ Hubungan yang terapeutik dapat menurunkan tingkat kecemasan klien

3.     Resiko gangguan BAB / BAK berhubungan dengan penekanan daerahsekitar tumor.
Tujuan : gangguan BAB / BAK tidak terjadi
Intervensi :
a.     Kaji dan pantau frekuensi BAB maupun BAK setiap hari
R/mengidentifikasi masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya
b.     Berikan obat pencahar jika di perlukan
R/ kolaborasikan pemberian laksatif  dengan dokter
c.      Pemasangan alat bantu kateter jika di perlukan
R/pemasangan kateter dapat digunakan selama pra operasi

4.     Resiko infeksi berhubungan dengan perawatan luka
Tujuan : Selama dalam perawatan infeksi luka operasi tidak terjadi
Intervensi :
a.     Pantau tentang keadaan luka operasi
R / : Deteksi dini tentang terjadi infeksi yang lebih berat
b.     Lakukan perawatan luka operasi secara asaeptik dan antiseptik
R / : Menekan sekecil mungkin sumber penularan eksterna
c.      Kolaborasi pemberian antibiotika
R / : Membunuh mikroorganisme

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC
Doenges, E Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi. Jakarta : EGC.
Lowdermilk, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh ed it ion. Philadelphia : Mosby.
Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta : EGC.
 Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Anonym. Kista ovari. www. Bunda labiban.com diakses tanggal 24 September 2009.
Anurogo, Ditto. 2009. Kista ovarium. www. Netsains.com. diakses tanggal 24September 2009

1 komentar: